Sumber Foto: http://fapet.unsoed.ac.id/content/lomba-karya-tulis-ilmiah-unsoed |
Dalam kegiatan pembelajaran
seorang guru perlu mengadakan refleksi. Refleksi pembelajaran merupakan kegiatan evaluasi diri bagi
seorang guru dalam melihat kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan
refleksi pembelajaran menjadi sangat perlu dilakukan, karena selama ini
sebagian besar guru kurang
mengetahui seberapa jauh keberhasilan pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Permasalahan yang terjadi pada seorang guru antara
lain. bahwa guru merasa kurang berhasil dalam melaksanakan pembelajaran apabila
sebagian besar siswanya mendapat nilai kurang dalam suatu tes atau ujian,
sebaliknya merasa bangga atau berhasil apabila sebagian besar siswa mendapat
nilai tinggi dari tes atau ujian. Permasalahan lain yang sering dihadapi guru
adalah kurang memahami bahwa sering terjadi miskonsepsi, penurunan motivasi,
dan minat belajar rendah saat proses pembelajaran berlangsung. Dari uraian
permasalahan di atas maka diperlukan bahan referensi berupa modul yang
diharapkan dapat digunakan guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran, dengan
melakukan refleksi pembelajaran serta melakukan penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dituangkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah (KTI).
Dalam penyusunan dan penulisan
karya tulis ilmiah ada beberapa tahapan yang mesti diperhatikan seperti yang
saya kutip dari Hamdani (2008) antara lain:
1. Tahap Persiapan atau Tahap Mempersiapkan
KTI
a) Mengenal Unsur tulisan
Dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah,
penulis bermaksud menyampaikan hasil pengamatannya terhadap sebuah gejala, atau
hasil pemikirannya tentang gejala,
konsep atau teori tertentu. Mungkin hanya ada satu atau beberapa hal yang ingin
diungkapkan dalam tulisan, namun lebih sering kita dapati bahwa penulis
membicarakan beberapa hal yang saling terkait.
b) Menyusun Argumen
Argumentasi merupakan inti dari
bagian terbanyak dari penulisan KTI. Argumen adalah sejumlah pertanyaan atau
proporsi satu diantaranya dianggap sebagai kesimpulan dari yang lainnya,
sementara pernyataan-pernyataan yang lainnya dinilai mendukung kebenaran
kesimpulan yang ditarik. Sebuah argumen bisa disampaikan dalam beberapa
kalimat, beberapa alenia atau sebuah tulisan sepanjang satu buku.
c) Menyiapkan Kerangka Tulisan
Salah satu cermin keilmiahan
sebuah karya tulis adalah perencanaan susunan tulisan secara runut. Perencanaan
susunan tulisan secara runur berarti proses awal perenungan gagasan dalam
bentuk tajukatau babak sedemikian rupa sehingga membentuk tata urutan. Hasil
perencanaan tersebut adalah ragang/rangka. Dalam konteks penulisan karya ilmiah
yang dimaksud dengan ragang adalah rangka yang memperlihatkan rencana
keselruhan muatan tulisan. Rangka tersbut dinyatakan atau ditulis dalam bentuk
kat (frasa) ataupun kalimat, dengan demikian ragang dapat “direncanakan” di
dalam benak seorang penulis atau dengan kata lain dituliskan.
d) Menyusun Referensi
Referensi yang berarti daftar
acuan/daftar rujukan dalam konteks penulisan adalah sumber yang dirujuk oleh
penulis KTI nya. Pustaka yang tidak dirujuk dalam suatu karya ulis ilmiah tidak
perlu dicantumkan
2. Tahap Penulisan dan Penyusunan KTI
a) Menata Alur Wacana
Kata wacana sering diberikan
makna gagasan awal yang belum matang dan sengaja dilontarkan untuk memperoleh tanggapan.
Kendati demikian wacana merupakan satuan bahasa yang terbesar dan terlengkap yang
terdiri dari beberapa kalimat dan setiap kalimat dalam wacana itu berhubungan
dengan kalimat lain atau dengan kerangka acuannya. Hubungan antar kalimat
inilah yang membuat kalimat itu dipahami secara lengkap dan juga memungkinkan
terjadinya hubungan dialogis. Hubungan antar kalimat tersebut biasanya disebut
sebagai huungan kohesif. Untuk menyusun sebuah wacana yang apik itu digunakan
tata bahasa dan kosakata yang tepat.
b) Menyusun Paragraf
Paragraf merupakan bagian dari
sebuah wacana tertulis yang ditandai dengan mulainya baris baru. Wujud lain
yang menjadi penanda paragraf adalah kalimat setiap paragraf terdiri dari
beberapa kalimat. Agar sebuah KTI memiliki kualitas baik maka paragraf yang
terdapat dalam KTI tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut:
-
Apakah dalam paragraf tersebut hanya terdapat
satu gagasan pokok.
-
Apakah kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut
bertalian atau berhubungan satu sama lain secara erat.
-
Apakah pengurutan gagasan-gagasan bawhan (untuk
menunjang gagasan pokok) dalam paragraf diwujudkan dengan penataan kalimat yang
teratur.
Ketiga faktor tersebut ini
biasanya disebut dengan istilah kesatuan, kepaduan, dan pengembangan paragraf.
c) Penulisan Kalimat
Dalam sebuah karya tulis ilmiah,
kalimat merupakan tatanan bahasa yang menhasilkan tulisan yang efektif jika
dirakit secara logis dan cermat. Dua hal yang harus dikenali secara akrab oleh
penulis sebuah karya tulis ilmiah adalah jenis kalimat dan pemahaman kalimat
efektif. Mengenai jenis kalimat dapat diuraikan sebagai berikut: jenis kalimat
pernyataan (deklaratif), kalimat pertanyaan (interogatif), kalimat perintah dan
permintaan (imperatif) dan kalimat seruan (ekslamatif).
3. Tahap Meninjau Ulang dan Menyempurnakan KTI
KTI pada dasarnya menyampaikan
gagasan kepada pembaca. Gagasan itu sampai pada pembaca jika terdapat
kejelasan. Kejelasan itu dapat mencakup antara lain:
-
Sistematika
-
Struktur Kalimat
-
Ketepatan penulisan (ejaan)
Sebuah tulisan yang tidak runut
atau tidak sistematis akan sulit dipahami pembaca. Tulisan dalam wujud kalimat
yang tidak karuan strukturnya juga akan membingungkan pembaca. Tulisan yang
penuh salah cetak dan ejaan tentu saja juga akan menjengkelkan pembaca.
Kesempurnaan sebuah karya tulis ilmiah ditentukan oleh kecermatan penulis dalam
memenggal kata, menulis kata, menulis gabungan kata, memakai huruf kapital dan
memakai tanda baca.
Demikian artikel tentang teknik
penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah. Semoga bermanfaat.
Sumber: Hamdani, Nizar Alam &
Dody Hermana.2008. Calssroom Action Research. Jakarta: Rahayasa Research and
Training.
0 comments:
Post a Comment