Sumber foto: http://sdsendangsari.blogspot.co.id/2009/05/pendidikan-berbasis-kearifan-lokal-dan.html |
Pendidikan berbasis
kearifan lokal atau keunggulan lokal adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan global dalam aspek ekonomi, seni budaya, SDM,
bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain ke dalam
kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta
didik yang dapat dimanfaatkan untuk persaingan global.
Pembelajaran berbasis kearifan
lokal dipadu dengan pembelajaran IPS sangatlah cocok. Hal ini sesuai dengan
tujuan IPS yaitu agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan untuk menyelesaikan masalah sosial yang terjadi di kehidupan
siswa, sesuai dengan kemampuan belajarnya. Menurut Damayati (2014) pembelajaran
berbasis kearifan lokal untuk menananmkan pendidikan karakter dapat dilakukan
dengan tiga cara mengintegrasikan ke mata pelajaran, melalui mata pelajaran
muatan lokal dan melalui pengembangan diri.
1. Mengintegrasikan ke Mata Pelajaran IPS
Mengintegrasikan ke mata
pelajaran IPS bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai tersebut dan
penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku siswa sehari-hari melalui
proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Pada
dasarnya kegiatan [embelajaran, selain untuk menjadikan siswa menguasai
kompetensi (mteri) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan siswa
mengenal, menyaari/peduli dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya
perilaku.
Pada setiap mata pelajaran
sebenarnya telah memuat materi-materi yang berkaitan dengan pendidikan
karakter. Pengembangan nilai-nilai pendidikan karkter di stiap mata oelajaran
dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke
dalam kompetensi dasar (KD) yang sesuai yang terdapat dalam standar Isi
(Permendiknas No 22 tahun 2006).
Jumlah KD di setap mata pelajaran
yang dapat diintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter tentu berbeda, ada
yang banyak dan ada yang sedikit. Selanjutnya kompetensi dasar yang dapat
diintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dikembangkan pada
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Sebagai contoh, berdasarkan
materi “Mengenai sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi” dan kompetensi dasar “Mengenal
aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di
daerahnya”. Nilai karakter yang dapat dimunculkan yaitu jujur, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial
dan tanggung jawab.
2. Mengintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran
Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan
kurikuer untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah atau disebut dengan kearifan lokal.
Materi dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan keunggulan daerah,
serta ketersediaanlahan, sarana prasarana dan tenaga pendidik.
Sasaran pembelajaran kearifan
lokal adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya
sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang dikemangkan antara
lain inovasi, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi komunikasi, kemandirian dan
memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain kejujuran,
tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama.
Penanaman nila-nilai
kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di dalam proses pembelajaran
yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat menjadi sikap dan perilaku
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pembelajaran berbasis kearifan lokal
dapat dilakukan dengan cara guru memberikan tugas secara kelompok mengobservasi
dan mengidentifikasi budaya atau sumber daya yang ada di lingkungan tempat
tinggal.
Melalui observasi langsung ke
lingkungan guru memiliki beberapa tujuan untuk dimiliki siswa setelah kegiatan
berlangsung. Nilai karakter dan kemampuan yang diharapkan yaitu jujur,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peuli sosial dan tanggung
jawab.
3. Melalui Kegiatan Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri
meliputi beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa,
seperti kegiatan pramuka, paskibraka, olahraga, seni, kegiatan ilmiah melalui
olimpiade dan lomba mata pelajaran. Kegiatan pembiasaan yaitu kegiatan rutin
elalui upacara bendera dan ibadah bersama.
Kegiatan terprogram melalui
pesantren Ramadhan, buka puasa bersama, pelaksanaan Idul Qurban. Keteladanan
melalui pembinaan ketertiban pakaian seragam anak sekolah. Pembinaan kedisiplinan,
penanaman nilai akhlak mulia, penanaman budaya minat baca, penanaman budaya
bersih dikelas dan lingkungan sekolah, penanaman budaya hijau.
Kegiatan nasionalisme melalui
perayaan hari kemerdekaan RI, peringatan hari pahlawan, peringatan hari
pendidikan nasional. Kegiatan out door
learning dan training melalui
kunjungan belajar dan studi banding.
Pembelajaran berbasis kearifan
lokal merupakan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran student centered daripada teacher centeredBelajar bukan sekedar
pasif menerima materi guru tetapi proses aktif menggali pengalaman lama,
mencari dan menemukan pengalaman baru serta mengasimilasi dan menghubungkan antara
keduanya shingga membentuk makna. Makna tercipta dari apa yang siswa lihat,
dengar rasakan dan alami.
Sumber: Damayanti, Deni. 2014.
Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Araska
0 comments:
Post a Comment