Sumber Ilustrasi: https://pbaiaincirebon.wordpress.com/2011/11/15/model-pembelajaran-kontekstual-learning-dan-implikasinya/ |
Pada dasarnya pembelajaran
kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru dalam mengaitkan
materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa, dan memotivasi siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan mereka.
Pembelajaran kontekstual menerapkan sejumlah prinsip belajar. Menurut Damayanti
(2014) prinsip-prinsip tersebut secara singkat dijelaskan berikut ini.
1.
Kontruktivisme
Kontruktivisme adalah teori
belajar yang menyatakan bahwa orang menyusun atau membangun pemahaman mereka
terhadap sesuatu berdasarkan pengalaman-pengalaman baru dan pengetahuan awal
dan kepercayaan mereka.
2.
Pertanyaan
Penggunaan pertanyaan untuk
menuntun berpikir siswa lebih baik daripada sekedar memberi siswa informasi
untuk memperdalam pemahaman siswa. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang fenomena,
belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang dapat diuji dan belajar untuk saling
bertanya tentang bukti, interpretasi, dan penjelasan.
3.
Inkuiri
Inkuiri adalah proses
pembelajaran yang diawali dengan pengamatan dari pertanyaan-pertanyaan yang
muncul. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat melalui siklus
menyusun hipotesis, membuat pengamatan, dan menyusun teori serta konsep yang
berdasar pada data dan pengetahuan.
4.
Masyarakat Belajar
Masyarakat belajar adalah
sekelompok siswa yang terikat dengan kegiatan belajar agar terjadi proses
belajar lebih dalam. Semua siswa harus mempunyai kesempatan untuk bicara dan
berbagi ide, mendengarkan ide siswa lain dengan cermat dan bekerjasama untuk
membangun pengetahuan dengan teman di dalam kelompoknya. Konsep ini didasarkan
pada ide bahwa belajar secara bersama lebih baik daripada belajar individual.
5.
Pemodelan
Pemodelan adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain
berpikir, bekerja dan belajar. Pemodelan tidak jarang memerlukan siswa untuk
berpikir dengan mengeluarkan suara keras dan mendemobnstrasikan apa yang akan
dikerjakan siswa. Pada saat pemblajaran, sering guru memodelkan bagaimana agar
siswa belajar. Guru menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu untuk mempelajari
sesuatu yang baru. Guru bukan sau-satunya model. Model dapat dirancang dengan
melibatkan siswa.
6.
Refleksi
Refleksi dilakukan agar siswa
memikirkan kembali apa yang telah mereka pelajari dan lakukan selama proses
pembelajaran untuk membantu mereka menemukan makna personal masing-masing.
Refleksi biasanya dilakukan pada akhir pembelajaran antara lain melalui
diskusi, tanya jawab, penyampaian kesan dan pesan, menulis jurnal, saling
memberi komentar karya, dan catatan pada buku harian.
7.
Penilaian Autentik
Penilaian autentik sesungguhnya
adalah suatu istilah yang diciptakan untuk menjelaskan beragai metode penulisan
alternatif. Bebagai metode tersebut memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan
kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-tugas, memecahkan masalah, atau
mengekspresikan pengetahuannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat
ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah.
Inilah beberapa prinsip-prinsip
pebeajaran kontekstual yang dapat memperkaya pengetahuan kita dan agar dapat
diimplementasikan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
Sumber: Damayanti, Deni. 2014.
Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Araska: Yogyakarta.
0 comments:
Post a Comment